Lu, et al. (2018). Continuous Glucose Monitoring System Can Improve the Quality of Glucose Control and Glucose Variability Compared with Point-of-Care Measurement in Critically Ill Patients: A Randomized Controlled Trial. Medicine. 97(36), pp. e12138.
Wisse, B. National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Diabetic Hyperglycemic Hyperosmolar Syndrome.
Wisse, B. National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Diabetic Ketoacidosis.
Cleveland Clinic (2017). Diabetic Coma.
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Diabetic Coma.
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Diabetic Hypoglycemia.
Diabetes UK. Diabetic Emergencies.
Stoner, G.D. American Family Physician (2017). Hyperosmolar Hyperglycemic State.
Story, C.M. Healthline (2017). Insulin Shock: Warning Signs and Treatment Options.
Brutsaert, E.F. MSD Manual Professional Version (2019). Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS).
Cryer, P.E. UpToDate (2019). Hypoglycemia in Adults with Diabetes Mellitus.
WebMD (2018). Diabetes Emergencies: How You Can Help.
Kondisi darurat pada penyakit diabetes bisa terjadi ketika kadar gula darah turun terlalu rendah atau naik terlalu tinggi dari batas normalnya. Hal ini berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius, koma, bahkan kematian. Oleh karena itu, tanda dan gejala kondisi darurat pada diabetes penting untuk dikenali.
Ketika seseorang mengonsumsi makanan berkarbohidrat, saluran cerna akan memecah karbohidrat tersebut menjadi molekul gula yang lebih kecil, yang dikenal sebagai glukosa. Glukosa lalu diserap ke dalam sel-sel tubuh dengan bantuan insulin, untuk dipakai sebagai sumber energi.
Ketika jumlah insulin terlalu rendah atau terjadi kelainan pada sel yang menyebabkan insulin sulit terpakai, maka kadar glukosa dalam darah meningkat. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit diabetes.
Gejala Kondisi Darurat pada DiabetesPenderita diabetes perlu mengenali tanda dan gejala kondisi darurat pada diabetes. Karena jika diabaikan dan dibiarkan tanpa pertolongan, kondisi ini dapat menyebabkan koma, kerusakan otak permanen, atau bahkan kematian. Berikut ini adalah beberapa kondisi darurat pada diabetes yang perlu Anda waspadai:
HipoglikemiaHipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah. Hal ini bisa terjadi karena penderita diabetes menggunakan obat diabetes dengan dosis yang terlalu tinggi, lupa makan sehabis mengonsumsi obat diabetes atau menggunakan insulin, makan dalam porsi yang terlalu sedikit, berolahraga berat, atau mengonsumsi alkohol.
Saat mengalami hipoglikemia, seseorang dapat mengalami gejala berikut:
Saat mengalami penurunan gula darah yang terlalu drastis, penderita diabetes perlu segera mendapatkan asupan gula untuk menaikkan kadar gula darahnya. Asupan ini bisa diperoleh dari mengonsumsi gula, jus buah, teh manis, madu, atau permen.
Setelah 15 menit, jika gejala belum membaik, ulangi kembali pemberian gula. Jika sudah tiga kali dilakukan tapi belum ada perbaikan, kondisi memburuk, atau bahkan kejang atau pingsan, segeralah ke instalasi gawat darurat (IGD) terdekat.
Ketoasidosis diabetikKondisi ini terjadi ketika sel-sel tubuh yang kelaparan terpaksa memecah lemak sebagai sumber energi. Sel bisa mengalami kelaparan karena tubuh kekurangan insulin atau tidak dapat memakai insulin dengan baik untuk memasukkan glukosa ke dalam sel sebagai sumber energi.
Pemecahan lemak tersebut menghasilkan zat keton yang dapat bersifat toksik (beracun) bagi tubuh jika jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis diabetik merupakan salah satu kegawatdaruratan dalam penyakit diabetes yang paling berbahaya.
Ketoasidosis diabetik lebih berisiko terjadi pada pasien diabetes yang mengalami kondisi tertentu, seperti infeksi, cedera, operasi, gula darah tak terkontrol, atau penyakit jantung. Gejala-gejala ketoasidosis diabetik dapat berupa:
Pasien diabetes yang mengalami gejala-gejala tersebut harus segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit. Dokter akan memberikan pengobatan melalui infus dan memberikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah secara bertahap. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang fatal.
Sindrom hiperglikemia hiperosmolar diabetikSindrom yang disebut juga dengan hyperosmolar hiperglycaemic state (HHS) ini terjadi ketika kadar gula darah mencapai 600 mg/dL atau lebih, sehingga darah penderita diabetes menjadi kental. Pada keadaan ini, tubuh akan berusaha membuang kelebihan gula tersebut lewat urine, yang justru membuat penderita diabetes mengalami dehidrasi.
Bila dibiarkan, sindrom hiperglikemia hiperosmolar diabetik dapat berakhir dengan koma dan kematian. Sekitar 57% kasus ini disebabkan oleh infeksi bakteri, 21% disebabkan oleh konsumsi obat diabetes yang tidak teratur, dan sisanya disebabkan oleh penyakit jantung, gangguan ginjal, atau stroke.
Penderita diabetes yang mengalami kegawatan ini dapat menunjukkan gejala berupa:
Pasien diabetes yang mengalami kondisi darurat ini harus segera dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat, untuk mendapatkan pengobatan.
Pencegahan Kondisi Darurat pada DiabetesUntuk mencegah kegawatdaruratan diabetes, ada beberapa langkah yang harus dilakukan dilakukan, yaitu:
Nah, sekarang Anda sudah tahu tentang bahaya dari kondisi darurat pada diabetes, kan? Anda perlu mewaspadai gejalanya untuk menghindari kondisi yang fatal. Namun, yang lebih penting lagi adalah mencegah kondisi darurat pada diabetes, dengan melakukan cara-cara di atas. Jangan lupa untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda menderita diabetes.
Ditulis oleh:
dr. Irene Cindy Sunur
Semua data yang ada pada website ini bertujuan untuk informasi belaka. Selalu konsultasikan penyakit anda ke dokter terdekat untuk kepastian kondisi anda.
© Copyright 2021 DOKTER.TIPS - All rights reserved.