Aronson, et al. (2014) The Treatment of Hepatoblastoma: It’s Evolution and the Current Status as per the SIOPEL Trials. J Indian Assoc Pediatr Surg, 19(4), pp. 201-207.
Hiyama, E. (2014) Pediatric Hepatoblastoma: Diagnosis and Treatment. Transl Pediatr, 3(4), pp. 293-299.
National Institutes of Health (2019). National Cancer Institute. Childhood Liver Cancer Treatment (PDQ®)–Health Professional Version.
National Institutes of Health (2019). National Cancer Institute. Childhood Liver Cancer Treatment (PDQ®)–Patient Version.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Rilis Berita. Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap, Ini Rinciannya.
National Institutes of Health (2016).Genetic and Rare Diseases Information Center. Hepatoblastoma.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2017). Jadwal Imunisasi 2017.
Illiades, C Everyday Health (2009). Liver Cancer in Children.
Young, B. Healthline (2017). Blastoma.
Lights, V., Boskey, E. Healthline (2016). Liver Cancer.
Rice, S.C. Healthline (2016). Premature Infant.
WebMD (2018). How Often Do I Need Prenatal Visits?
Hepatoblastoma adalah jenis kanker hati yang terjadi pada anak. Hepatoblastoma lebih sering terjadi pada anak berusia di bawah tiga tahun.
Anak yang mengalami hepatoblastoma dapat merasakan gejala berupa rasa tidak nyaman di perut, tubuh terasa lelah, serta kehilangan nafsu makan. Perlu diketahui, penyakit ini jarang terjadi.
Penyebab HepatoblastomaBelum diketahui penyebab pasti dari hepatoblastoma, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang anak mengalami hepatoblastoma, di antaranya:
Selain itu, ada beberapa kelainan genetik yang juga dapat meningkatkan risiko hepatoblastoma, yaitu:
Gejala hepatoblastoma biasanya baru disadari saat tumor bertambah besar. Gejala yang paling mudah disadari pada anak adalah munculnya benjolan yang nyeri di perut. Ada beberapa keluhan yang sering tidak disadari sebagai gejala dari hepatoblastoma, di antaranya:
Bila anak Anda menunjukkan gejala hepatoblastoma, pemeriksaan harus segera dilakukan agar anak bisa mendapat penanganan secepatnya.
Pemeriksaan rutin ke dokter anak juga perlu dilakukan jika anak Anda lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah. Anak yang menderita kelainan genetik, seperti sindrom Beckwith-Wiedemann, hemihyperplasia, sindrom Simpson-Gobali-Behmel, atau trisomi 18, juga disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter anak.
Pemeriksaan dengan USG dan pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP) juga akan dilakukan secara berkala pada anak yang menderita sindrom Beckwith-Wiedemann atau hemihyperplasia. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi hepatoblastoma lebih dini.
Anak yang menderita hepatoblastoma perlu melakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala setelah pengobatan, untuk mengantisipasi kekambuhan penyakit.
Sebagai langkah pencegahan, patuhi anjuran dokter mengenai imunisasi wajib pada anak, terutama imunisasi untuk hepatitis B yang menjadi faktor risiko terjadinya hepatoblastoma.
Diagnosis HepatoblastomaUntuk mengetahui apakah seorang anak menderita hepatoblastoma atau tidak, pertama-tama dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan anak, serta memeriksa kondisi perutnya.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yang meliputi:
Setelah anak diketahui menderita hepatoblastoma, dokter akan menentukan stadium dari penyakit tersebut. Stadium hepatoblastoma ditentukan berdasarkan letak tumor di dalam organ hati yang dibagi menjadi 4 area menyamping, yaitu:
Stadium I
Pada stadium I, tumor terdapat pada 1 area hati yang paling luar.
Stadium II
Pada stadium II, tumor ditemukan pada 2 area hati atau di 1 area hati yang diapit oleh 2 area hati yang normal.
Stadium III
Pada stadium III, tumor berada di 3 area hati atau di 2 area hati yang masing-masing bersebelahan dengan area hati yang normal.
Stadium IV
Pada stadium IV, tumor sudah ada di keempat area hati.
Pengobatan HepatoblastomaAda beberapa faktor yang menentukan jenis pengobatan hepatoblastoma. Faktor tersebut meliputi ukuran tumor, hasil pemeriksaan biopsi tumor, stadium, dan penyebaran tumor. adalah beberapa prosedur yang digunakan untuk menangani hepatoblastoma:
OperasiOperasi pengangkatan tumor menjadi pengobatan utama untuk menangani hepatoblastoma. Prosedur ini dapat mencegah kembalinya kanker hepatoblastoma. Operasi juga sering digabungkan dengan prosedur lainnya, seperti kemoterapi.
Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, antara lain:
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi. Kemoterapi sebelum operasi dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor agar lebih mudah diangkat ketika operasi. Sedangkan kemoterapi setelah operasi dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kambuhnya tumor setelah operasi.
RadioterapiMenurut penelitian, radioterapi belum dapat menyembuhkan hepatoblastoma secara menyeluruh, bahkan saat digabungkan dengan kemoterapi. Namun, radioterapi dipercaya memiliki peran dalam menangani hepatoblastoma yang tidak dapat dioperasi dengan sempurna.
Transarterial chemoembolization (TACE)Prosedur transarterial chemoembolization (TACE) dilakukan pada anak dengan hepatoblastoma yang tidak dapat ditangani dengan prosedur operasi. Prosedur ini dapat membantu mengecilkan ukuran tumor.
Komplikasi HepatoblastomaHepatoblastoma bisa menyebabkan komplikasi pada penderitanya, di antaranya:
Selain itu, komplikasi juga bisa muncul akibat efek samping pengobatan hepatoblastoma. Komplikasi tersebut berupa:
Kelahiran prematur dan bayi dengan berat lahir rendah berisiko mengalami hepatoblastoma. Mencegah terjadinya kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah, dengan menjaga kehamilan yang sehat, dapat menurunkan risiko hepatoblastoma. Untuk menjaga kehamilan yang sehat, ibu hamil dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
Hepatitis B juga dapat menyebabkan hepatoblastoma pada anak. Untuk mencegah hepatoblastoma akibat hepatitis B, sebaiknya patuhi jadwal rutin imunisasi anak. Imunisasi hepatitis B diberikan pada saat anak lahir, serta ketika anak berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Selain anak-anak, orang dewasa juga perlu melakukan vaksin hepatitis B bila berisiko tertular, misalnya pekerja di bidang kesehatan (dokter, perawat, atau petugas laboratorium).
Semua data yang ada pada website ini bertujuan untuk informasi belaka. Selalu konsultasikan penyakit anda ke dokter terdekat untuk kepastian kondisi anda.
© Copyright 2022 DOKTER.TIPS - All rights reserved.